An unforgettable lunch with mom

16.03

Sore tadi gue abis posting foto gue sama nyokap gue di Instagram, dan begini captionnya:

"Hari ini abis lunch sama kakak-kakak gue, dan juga wanita yang satu ini. Ini adalah foto gue bersama seseorang yang nggak pernah membuat gue malu kalo jalan sama dia. Kenapa? Sejak kecil, gue sering dikatain 'anak mami' atau 'anak manja'. Kalo ke sekolah suka dianterin, kalo lagi ambil rapot digandeng terus, kalo jalan-jalan juga suka digandeng meskipun gue udah SMA. She’s my mom. Dan seorang Ibu kebanyakan akan tetap merasa anaknya itu masih kecil, meskipun sebenernya udah gede.

Ngapain harus malu dikatain 'anak mami' atau 'anak manja'? Justru gue bersyukur bahwa sampai detik ini gue masih mempunyai seorang Ibu yang selalu setia menjaga, mendidik dan mendukung anaknya, meskipun anak-anaknya sudah besar. Dialah orang pertama yang ada dalam hidup gue. And no matter what happens I will always love you, mom."


"Dan terima kasih atas semua traktiran dalam hidup ini dan juga pinjeman duitnya buat jajan selama sekolah. :)"

Sebenernya, nggak cuma itu aja yang terjadi di siang hari itu. Ada beberapa hal yang terjadi, yang membuat gue nggak bisa melupakan momen makan siang tersebut. Sebuah momen bahagia, momen quality time yang terjadi dengan gue, nyokap dan kakak gue (and her husband). Apakah itu? Gue belum bisa cerita-cerita sekarang, tapi sampai tiba waktunya, gue bakalan cerita di blog ini.

Nyokap gue sekarang umurnya 57 tahun, tahun ini 58 tahun. Udah cukup tua untuk seorang Ibu. Sedangkan anak-anaknya sudah lumayan gede-gede. Kakak gue yang pertama, Bayu, umurnya 31. Kakak gue yang cewek, Bintang, umurnya 29. Dan gue berumur 25 tahun ini. Banyak hal yang terjadi di tahun ini, salah satunya adalah pernikahan kakak gue yang cewek, 16 may 2015 lalu. Dan mereka sekarang udah tinggal di sebuah apartemen, nggak di rumah lagi, yang berarti sekarang di rumah cuma ada gue, nyokap dan mbak ijah (pastinya).

Kadang gue suka merasa sedih, kalo gue terlalu sibuk bekerja. Gue sering pulang malem banget, sedangkan saat pagi, nyokap biasanya udah siap mau berangkat kerja, meskipun kantornya deket sama rumah (she's a wiraswasta btw). Sedikit banget waktu yang bisa gue berikan buat nyokap gue, tapi gue selalu mengusahakan supaya selalu ada waktu untuk dia. At least, weekend adalah salah satu waktu dimana gue bisa mengurangi pekerjaan gue dan jalan bareng atau makan bareng sama keluarga.

Kakak gue bilang ke gue. "Umur-umur se-gue ini emang umur-umurnya kerja". Maksudnya adalah, mumpung masih muda, kerja keras aja nggak apa-apa, ambil berbagai kesempatan buat menunjang karir. Yup, nyokap gue juga setuju. Meskipun gue jadi jarang ketemu nyokap, tapi paling tidak gue berusaha yang terbaik untuk karir gue supaya nanti (pengennya) di umur 30an, gue udah bisa lebih santai dan bisa memberikan lebih banyak waktu buat keluarga.

Kalian juga ya, jangan pernah lupa sama keluarga. Keluarga selalu menjadi prioritas utama dalam apapun, meskipun kita sudah berkeluarga. Apalagi orang tua. Jangan sampai kerja terlalu keras sampai lupa sama orang-orang terdekat. Karena kita adalah manusia, mahluk yang bersosialisasi.

Love your mom, love your family! :)
Benakribo out!


benablog.com - life journal, what's trending and everything youth need to know.

Previous
Next Post »
0 Komentar