Seekor domba di Cina melahirkan seekor "anjing"

12.56 Add Comment
Sesuatu yang aneh terjadi Cina. Menurut para peneliti, hewan dengan spesies yang berbeda tidak akan bisa dikawinkan. Namun di Cina, ada seekor domba yang melahirkan seekor "anjing", atau paling tidak anak domba yang sangat mirip dengan anjing. Bisakah kalian memperkirakan apa yang sedang terjadi?


Ada banyak serigala berbulu domba, tetapi hanya ada satu anjing berbulu domba.

Bagi Liu naiying, kelahiran domba ini adalah sebuah mukjizat. Mr.Liu percaya kalau dombanya memang telah melahirkan seekor anjing.

Hewan yang terlihat seperti "anak anjing" itu memiliki bulu seperti domba, namun hidung, mulut, mata, telapak kaki dan ekornya sangat mirip dengan seekor anjing. Bahkan "anak anjing" itu bermain seperti seekor anjing.

Kelahiran yang aneh ini telah membuat ribuan orang berbondong-bondong datang ke pertaniannya di propinsi Shanxi untuk melihat dengan mata kepala sendiri.

Mr.Liu mengatakan kalau ia menemukan bayi hewan itu beberapa saat setelah dilahirkan.

Menurut Mr.Liu: "Saya sedang menggembalakan domba-domba ketika saya melihat seekor diantaranya sedang menjilati bayinya yang baru lahir di rerumputan. Anak domba itu masih terlihat basah."

"Ketika saya mendekati untuk melihatnya, saya sangat terkejut karena anak domba itu terlihat sangat aneh, seperti persilangan antara seekor domba dengan anjing."

"Saya menjadi sangat ketakutan karena saya telah memelihara domba selama 20 tahun dan belum pernah melihat hewan semacam ini."

Yue GuoZhang, seorang peneliti dari pusat penelitian hewan di kota Xi'an mengatakan kalau domba dan anjing adalah dua spesies yang berbeda.

"Sangat tidak mungkin seekor domba bisa hamil dan melahirkan seekor anjing." Katanya. "Menurut saya hewan itu hanyalah seekor domba yang tidak biasa."

Terima kasih atas pencerahannya Mr.Yue.

Kalau begitu, apa yang sesungguhnya terjadi?

Apakah domba itu telah melakukan hubungan terlarang dengan anjing Mr.Liu?

Ataukah sang induk domba itu jatuh cinta dengan pudel tetangga sehingga ia menginginkan anak yang menyerupai anjing itu? Bukankah apa yang kita pikirkan dengan sungguh-sungguh bisa terjadi?

Just kidding.

Paling tidak, kita bisa menyebut peristiwa ini sebagai mukjizat yang menyenangkan.

(dailymail.co.uk)


Seorang penulis mengklaim telah berhasil memecahkan misteri El Chupacabra

14.55 Add Comment
El Chupacabra pertama kali muncul pada tahun 1995. Walaupun baru 16 tahun, legenda makhluk misterius penghisap darah ini begitu populer sehingga membuat seorang penulis yang juga skeptik bernama Benjamin Radford memutuskan untuk mengadakan penyelidikan mendalam mengenainya. Dan dari hasil penyelidikannya, ia percaya kalau ia telah berhasil mengetahui identitas monster itu yang sesungguhnya. Monster itu ternyata bukan seekor cryptid atau alien dari luar angkasa, melainkan manifestasi dari Natasha Henstridge.


Bagi kalian yang belum pernah mendengar nama Natasha Henstridge, ia adalah seorang aktris Holywood.

Ini fotonya:

Lalu apa hubungan antara wanita cantik ini dengan El Chupacabra yang jelek dan.menakutkan itu?

Semuanya bermula dari Benjamin Radford, seorang penulis untuk situs Livescience dan editor dari Journal of the Skeptical Inquirer, yang mengklaim telah berhasil memecahkan misteri monster ini. Ia menuangkan hasil penelitian dan teorinya dalam sebuah buku yang akan dirilis tahun 2011 ini.

Sekedar mengingatkan, El Chupacabra pertama kali muncul pada Maret 1995 di Puerto Rico dan segera menjadi headline di seluruh dunia. Pada saat itu, delapan ekor domba ditemukan mati dengan luka tusukan di dada. Apa yang membingungkan adalah kondisi domba-domba itu yang ditemukan dengan darah habis, seperti dihisap oleh Vampire.


Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada bulan Agustus, seorang saksi bernama Madelyne Tolentino memberikan laporan kalau ia menyaksikan seekor makhluk mengerikan di kota Canovanas. Di kota itu terdapat laporan mengenai adanya 150 ekor ternak dan hewan peliharaan yang mati terbunuh. Tolentino juga memberikan sebuah deskripsi yang kemudian diterjemahkan ke dalam sketsa. Sketsa ini kemudian dimuat di media-media lokal Puerto Rico.

Setelah serangkaian peristiwa ini, seorang komedian Puerto Rico bernama Silverio Perez mulai menyebut makhluk ini dengan sebutan Chupacabra yang berarti penghisap kambing. Nama itu segera mendunia dan dalam waktu singkat Chupacabra telah masuk ke dalam Hall of Fame dunia Cryptozoology.

Mungkin Benjamin Radford cukup terganggu dengan kenyataan kalau seekor monster yang mirip Iguana berdiri tegak telah menimbulkan ketakutan pada masyarakat Puerto Rico. Jadi ia memutuskan untuk menyelidiki persoalan ini dengan lebih serius.

Radford segera menginvestigasi laporan-laporan para saksi dan melakukan beberapa perjalanan ke Puerto Rico hingga akhirnya mengambil sebuah kesimpulan revolusioner yang dianggapnya merupakan jawaban final atas misteri ini.

Menurut Radford, Chupacabra sesungguhnya bukan seekor cryptid atau alien, melainkan hanyalah sebuah memori yang tertinggal dari seorang saksi. Saksi yang dimaksud adalah Madelyne Tolentino yang mengaku melihat Chupacabra pada Agustus 1995.

Menurutnya, kesaksian Tolentinolah yang telah menjadi dasar dari banyak kesaksian yang muncul berikutnya sehingga bisa disimpulkan kalau Tolentino keliru, maka kesaksian yang muncul setelahnya juga keliru.

Sebagai perbandingan, Ini sketsa Chupacabra yang dibuat berdasarkan kesaksian Tolentino.

Radford menemukan kalau sosok Chupacabra Tolentino sangat mirip dengan makhluk alien bernama Sil yang diperankan oleh Natasha Henstridge dalam film berjudul "Species".

Sekarang kalian tahu hubungan antara Natasha Henstridge dengan Chupacabra.

Tetapi, mungkin sebagian dari kalian masih bingung karena makhluk yang tergambar pada sketsa Tolentino sama sekali tidak mirip dengan Natasha. Tentu saja. Soalnya dalam film itu, Natasha memiliki wujud asli yang cukup menakutkan.

Jika ia berubah bentuk, jadilah ia seperti yang terlihat pada foto di bawah ini:

Sil
Miripkah?

Film Species dirilis pada tanggal 7 Juli 1995, hanya beberapa minggu sebelum sketsa Tolentino muncul ke publik.

Ketika Radford mewawancarai Tolentino, ia menemukan kalau wanita itu memang menonton film Species sebelum memberikan kesaksian penampakan Chupacabra.

Jadi, Radford mengambil kesimpulan kalau Tolentino telah memberikan kesaksian itu berdasarkan memorinya mengenai karakter Sil. Dengan kata lain, ia keliru, sehingga laporan lain yang muncul setelahnya juga keliru dan Chupacabra sesungguhnya hanyalah sebuah mitos.

Tolentino sendiri mengaku kalau ia melihat makhluk itu di jalanan dekat rumah ibunya pada minggu kedua bulan Agustus 1995.

Tetapi Radford percaya kalau wanita itu tidak berbohong, melainkan hanya mengalami masalah psikologis yang membuatnya sukar membedakan antara fiksi dan realita. Radford berani mengatakan ini karena ia sendiri memiliki gelar kesarjanaan dalam bidang psikologi.

Paling tidak ia cukup punya perasaan untuk tidak menganggap Tolentino sebagai pembohong!

Menurutnya: "Kita bisa menarik sebuah garis antara jadwal rilis film tersebut, laporan penampakan Madelyn, melihat Chupacabra di jalanan, membuat laporan dan masuk ke imajinasi publik."

Segera setelah Tolentino melaporkan kesaksiannya, makhluk-makhluk serupa yang digambarkannya mulai muncul dimana-mana. Ini adalah indikasi kuat kalau Chupacabra sesungguhnya hanyalah sebuah monster inspirasi Holywood.

Lalu, bagaimana dengan deskripsi Chupacabra yang memiliki sosok seperti seekor anjing yang jelas jauh berbeda dengan deskripsi Tolentino?

Deskripsi Chupacabra yang mirip seekor anjing sesungguhnya baru muncul belakangan. Pada tahun 2000, nama Chupacabra sebenarnya sudah mulai menghilang. Namun muncul kembali pada tahun 2004 ketika ternak-ternak di Texas diserang oleh hewan tak dikenal.

Kemudian seorang peternak berhasil menembak mati seekor hewan seperti coyote yang dianggap bertanggung jawab atas kematian-kematian tersebut. Hewan tersebut kemudian disebut Chupacabra karena para peternak belum pernah melihat coyote dengan sosok seperti itu. Padahal kenyataannya Coyote tersebut memiliki bentuk tubuh seperti itu karena memiliki kelainan kulit.

Bangkai-bangkai coyote seperti ini kemudian muncul di berbagai tempat sehingga Chupacabra kembali mendapatkan kepopulerannya, walaupun sekarang sosoknya telah menjadi seperti seekor anjing, jauh berbeda dengan deskripsi Tolentino.

Lalu bagaimana dengan kasus kematian hewan-hewan ternak itu?

Menurut Radford, kematian-kematian tersebut hanyalah kematian biasa yang diakibatkan oleh serangan binatang buas.

"Ketika diadakan nekropsi atas ayam dan kambing yang mati, ternyata ditemukan kalau hewan-hewan tersebut memiliki level darah yang normal." Kata Radford. "Ini menunjukkan kalau hewan-hewan ini tidak dihisap darahnya."

"Pada pertengahan tahun 2000, semua makhluk yang aneh dipanggil El Chupacabra. Coyote berpenyakit kulit, raccoon mati, bahkan ikan kering di New Mexico, yang sebenarnya sama sekali tidak terlihat seperti El Chupacabra."

Jika semua ini hanyalah sebuah hoax, mengapa legenda ini bisa bertahan?

Menurut Radford, jawabannya cukup sederhana. Chupacabra boleh dibilang monster pertama yang muncul pada era internet. Tentu saja legenda ini akan lebih cepat menyebar. Selain itu, legenda ini juga didukung oleh banyak pemercaya UFO yang berteori kalau makhluk ini sesungguhnya adalah alien atau hewan peliharaan alien.

Tidak butuh waktu lama bagi para cryptozoologyst untuk menyanggah teori Radford.

Loren Coleman, seorang cryptozoolgyst yang memiliki situs Cryptomundo.com berkata: "Salah satu bukti penting yang didapatkan Radford adalah deskripsi yang ditulis Scott Corrales dalam bukunya yang terbit tahun 1997 yang berjudul 'Chupacabra and Other Mysteries'. Dalam buku itu, Corrales jelas menyatakan kalau Tolentino sendirilah yang menghubungkan makhluk yang dilihatnya dengan Sil. Tolentino juga mengatakan di dalam buku itu kalau ia memang telah menonton film berjudul Species."

Jadi, teori Radford bukan sesuatu yang baru.

Radford memang banyak mendasarkan teorinya pada deskripsi dan laporan yang ada di buku Corrales.

Coleman juga mengutip ucapan Tolentino dalam buku Corales.

Tolentino berkata: "Kemiripan Chupacabra dengan Sil sangat menakjubkan..Saya menonton film itu dan berkata dalam hati, 'Tuhanku! Bagaimana mungkin mereka dapat membuat film seperti ini sementara peristiwa-peristiwa ini sedang terjadi di Puerto Rico."

Ucapan ini tidak terdengar seperti seseorang yang sedang mengalami kesulitan membedakan antara fiksi dan realita! Coleman percaya kalau Radford telah mengambil kalimat ini dan menarik kesimpulannya dengan asal-asalan. Radford juga tidak menjelaskan tanggapan Tolentino atas teori yang diberikannya.

Lagipula, mengapa Radford hanya menggunakan sketsa Tolentino sebagai patokan dan mengabaikan deskripsi saksi yang lainnya? Lalu mengapa Radford mengabaikan serangan sejenis yang pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, misalnya yang terjadi pada tahun 1975 di kota Moca?

Bagi Coleman, ini adalah sebuah lubang besar dalam teori Radford.

Tetapi Coleman setuju dengan Radford kalau kebanyakan makhluk yang disebut orang-orang sebagai Chupacabra sesungguhnya hanyalah seekor anjing atau Coyote yang berpenyakit kulit.

Scott Corrales, yang bukunya dijadikan dasar penelitian Radford juga mengkritik teori Radford.

"Seperti yang kalian ketahui, saya selalu berusaha untuk menjauhi semua perdebatan ini. Namun untuk menggantungkan seluruh narasi Chupacabra hanya pada satu saksi (Ms.Tolentino) sama saja dengan menyangkali ratusan laporan saksi lainnya dari seluruh Puerto Rico yang mengaku melihat makhluk yang sama, bukan seekor anjing, bukan kera liar ataupun 'singa'.


"Makhluk yang dilihat itu adalah entitas yang digambar oleh Jorge Martin berdasarkan pada laporan Tolentino yang mendeskripsikan seekor makhluk yang mengeluarkan bau tidak sedap dengan bentuk tubuh yang aneh."

"Sepertinya para Skeptis telah menganggap rendah fakta mengenai manifestasi dramatis makhluk ini yang muncul bukan hanya di Puerto Rico dan Mexico, melainkan juga di Brazil dan Chili."

Menjawab kritikan para cryptozoolgyst ini, Radford berkata:

"Saya tidak menyatakan kalau seluruh laporan penampakan didasarkan pada laporan Tolentino. Namun kesaksiannya dianggap sebagai kesaksian yang paling awal, paling lengkap dan paling berpengaruh."

Mengenai kritikan Corrales, Ia berkata:

"Mengenai komentar Scott, saya kaget ketika membaca pernyataannya yang menyebutkan adanya ratusan saksi di Puerto Rico yang melihat makhluk yang sama. Saya sudah membaca bukunya beberapa kali dan saya lupa dimana ada "ratusan" saksi seperti yang disebutkannya. Saya sudah berusaha mewawancarai Scott untuk buku saya. Jika ia punya catatan mengenai ratusan saksi itu, maka saya akan sangat senang kalau diberikan akses kepada laporan-laporan itu."

Radford bahkan begitu yakin kalau ia telah memecahkan misteri ini sehingga dalam bukunya ia menulis:

"Misteri Chupacabra runtuh dan jawabannya sudah lengkap."

Tidak cukup sampai disitu, ia juga berkata:

"Jika bulan depan atau tahun depan seseorang menemukan El Chupacabra yang menghisap darah hewan, dengan senang hati saya akan menelan kicauanku dan menambahkan satu bab di dalam buku saya."

Jika Radford benar, saya rasa akan ada banyak penggemar monster yang akan menjadi kecewa. Tetapi jika Chupacabra hanyalah sebuah hoax, menurut saya itu lebih baik. Bukankah kita tidak menyukai cryptid yang suka membunuh?

Baca juga mengenai anjing yang dianggap sebagai Chupacabra di Tennesee

(foxnews.com)

SETI Institute meluncurkan aplikasi komputer dan smartphone untuk berburu alien - dan kita bisa ikut berpartisipasi

21.49 Add Comment
Para ilmuwan yang menghabiskan puluhan tahun di depan teleskop belum juga menemukan alien. Jadi, mereka membutuhkan bantuan kalian. Jika kalian tergerak membantu, ini caranya.


Walaupun postingan kali ini tidak misterius, menghibur atau menakutkan, namun saya kira sebagian dari kalian akan suka dengan informasi ini.

Beberapa dari kita ada yang bercita-cita menjadi pemburu harta karun. Yang lainnya menjadi pemburu monster. Dan sebagian lagi pemburu alien.

Bagi yang bercita-cita menjadi pemburu alien, mungkin kalian merasa kekurangan sumber daya teknologi yang canggih. Tetapi jangan kuatir. Sekarang kalian bisa memulai perburuan hanya dengan sebuah komputer rumah atau sebuah smartphone. Tidak tanggung-tanggung, rekan kalian dalam berburu adalah SETI Institute (Search for Extra Terestrial Life Institute), sebuah organisasi yang mendedikasikan diri untuk mencari tanda-tanda kehidupan di luar angkasa. Mereka memiliki peralatan-peralatan canggihnya, kalian hanya perlu memasang mata dan telinga baik-baik.

Saat ini SETI telah meluncurkan sebuah aplikasi bernama SetiQuest Explorer dengan harapan para pengguna komputer atau smartphone (Atau pemburu alien) bisa ikut serta dalam usaha pencarian kehidupan di luar angkasa. Aplikasi ini bisa digunakan pada smartphone berbasis Android 2.2 dan akan bisa digunakan di iphone dalam beberapa bulan ke depan. Tersedia juga versi desktop yang bisa digunakan di komputer (kalian butuh Flash Player 10.2 untuk menjalankannya).

Menurut Jill Tarter, Direktur SETI Institute, aplikasi ini bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan otak dunia di dunia. Komputer memang baik dalam mengenali pola-pola yang sudah ada, namun mereka tidak terlalu baik dalam mengidentifikasi pola yang belum dikenali. Karena itu, SETI membutuhkan manusia untuk melakukan tugas itu.

Jill Tarter
Dengan memanfaatkan para pengguna smartphone dan komputer, SETI berharap dapat memaksimalkan sumber daya manusia untuk membantu mereka menemukan tanda-tanda kehidupan di luar angkasa.

Ini cara kerjanya:

Aplikasi SetiQuest Explorer akan menerima sinyal radio yang ditangkap oleh Allen Telescope di California Utara. Teleskop-teleskop ini mampu menjangkau bintang-bintang di luar sistem tata surya kita, termasuk bintang-bintang yang memiliki planet yang diidentifikasi NASA sebagai planet yang berada dalam habitable zone (Zona yang bisa menampung kehidupan). Jadi kemampuannya tidak diragukan lagi.

Allen Telescope Array
Setelah menerima sinyal tersebut, aplikasi ini akan menampilkannya dalam bentuk garis, titik hitam putih atau tampilan lain ke para sukarelawan. Tugas kalian adalah mencari pola dalam sinyal tersebut.

Masalahnya adalah sinyal tersebut kadang hanya terdengar seperti suara acak yang tidak menentu. Lagipula, jika teleskop tersebut menangkap sinyal radio, belum tentu sinyal tersebut berasal dari luar angkasa.

Namun tidak perlu kuatir karena aplikasi ini akan memberikan bantuan. Ia akan memberikan perbandingan dengan sinyal lain yang berasal dari bumi, seperti sinyal CB Radio, satelit, pesawat atau sumber lainnya. Jika polanya sama, maka kalian bisa mengabaikannya.

Jika polanya berbeda, ada kemungkinan kalau kalian sedang menerima sebuah "pesan" komunikasi dari para alien. Sampai saat ini, pesan tersebut memang belum pernah ditemukan.

"Kita mencari anomali, pola yang belum dikenali." Kata Tarter. "Kami ingin orang-orang menolong kami untuk menemukan sesuatu yang tidak kami ketahui."

Jadi tantangannya adalah menemukan sebuah sinyal tertentu, sedangkan kita sendiri tidak tahu persis sinyal seperti apa yang kita cari.

SETI telah berusaha menemukan tanda-tanda kehidupan selama 40 tahun. Kali ini Tarter berharap usaha mereka dapat diperkuat dengan bantuan orang-orang dari seluruh dunia.

Jadi, bagi kalian yang ingin membantu usaha SETI, kalian bisa masuk ke situs http://explorer.setiquest.org. Lalu login dengan akun facebook atau gmail kalian. Jika kalian ingin berhati-hati, kalian bisa membuat sebuah akun email baru yang akan digunakan sebagai login.

Setelah itu, kalian akan mendapatkan pemberitahuan jika ada sinyal yang tertangkap teleskop. Saat itu juga potongan foto dari google sky yang menunjukkan lokasi target beserta keterangannya muncul di layar komputer atau smartphone kalian. Jika kalian mengklik "continue", maka sinyal radio yang ditangkap akan segera ditampilkan. Kalian bisa segera mencari pola dan melaporkannya.

Tugas ini akan dikirim ke banyak sukarelawan di dunia. Dan jika teridentifikasi adanya pola tertentu yang tidak dikenal, maka penemuan itu akan segera dievaluasi oleh SETI.

Jadi, siapa yang merasa ingin berburu sekarang?

Dengan berpartisipasi mungkin kalian bisa mendapatkan sedikit gambaran bagaimana cara SETI mencari tanda-tanda kehidupan di luar angkasa atau paling tidak anggaplah kalian sedang belajar menjadi astronom amatir. Siapa tahu......

(news.cnet.com)

UFO Tsunami Jepang ternyata hanya sebuah helikopter

21.23 Add Comment
Ketika rekaman video menunjukkan saat-saat gelombang tsunami menghantam kota Sendai di perfektur Miyagi, Jepang, sebuah objek misterius terlihat keluar dari air dan bergerak menjauh. Banyak yang menyebutnya sebagai UFO. Namun, objek tersebut ternyata bukan sesuatu yang tidak dikenal, melainkan hanya sebuah helikopter berwarna putih.


Sebagian orang selalu bisa menemukan sesuatu yang menghebohkan dari sebuah bencana. Termasuk tsunami yang terjadi di Jepang pada tanggal 11 Maret kemarin. Walaupun berita ini belum banyak dibicarakan di Indonesia, namun di luar Indonesia, berita ini sangat populer sehingga saya kira hanya tinggal menunggu waktu sebelum infotaintment tertentu mengangkatnya.

Sebelum itu terjadi, biarkan saya mengklarifikasinya terlebih dahulu. Tulisan ini sekaligus merupakan jawaban atas pertanyaan dari sebagian pembaca mengenai UFO Tsunami Jepang.

Untuk itu, mari kita lihat rekaman itu bersama-sama.

Rekaman di bawah ini menunjukkan detik-detik ketika ombak tsunami yang dashyat menyapu daratan Jepang. Perhatikan baik-baik. Kalian bisa melihat sebuah objek putih terbang dari kiri ke kanan layar.


(youtube link)

In screenshotnya.

(Jika kalian menggunakan ponsel untuk membaca tulisan ini, mungkin kalian akan mengalami sedikit kesulitan untuk melihatnya).

Bisakah kalian melihat dan mengidentifikasi objek tersebut?

Sukar sekali. Karena itu sebagian orang beranggapan kalau objek itu adalah sebuah UFO yang sedang keluar dari air menuju daratan, mungkin melarikan diri dari keganasan ombak. Bahkan rasa humoris sang pengupload video membuatnya menyebut objek itu sebagai Goku (dari Dragon Ball).

Kita bisa melupakan soal Goku. Tetapi, apakah objek tersebut benar-benar sebuah UFO?

Jawabannya: Tidak.

Ini hanyalah sebuah kasus salah lihat.

Akan saya jelaskan.

Jika kita TIDAK melihat suatu objek dengan jelas, maka kita bisa salah mengenalinya. Bukankah begitu?

Salah satu masalah mengapa berita mengenai UFO ini bisa tersebar begitu luas adalah karena satu faktor, yaitu kualitas rekaman yang jelek. Rekaman dengan kualitas rendah ini diupload ke youtube dalam jumlah yang banyak sehingga membuat semua orang yang melihatnya percaya kalau mereka sedang menyaksikan sebuah UFO.

Karena itu, untuk menjernihkan masalah ini, kita perlu mencari sebuah rekaman yang "jernih".

Nah, saya akan memberikan rekaman itu kepada kalian. Rekaman ini adalah versi yang lebih lengkap dari rekaman pertama dan memiliki kualitas yang jauh lebih baik. Adegan yang sama dengan rekaman pertama akan terlihat mulai dari detik ke-43.

Tetapi, kalian tetap harus melihat rekaman ini dari layar komputer. Jika melihatnya dari ponsel, maka kalian tetap tidak akan bisa mengenali objek itu.

Sekarang, perhatikan di sebelah kiri layar pada detik ke-43.


(youtube link)

Apa yang kalian lihat?

Ya, sebuah helikopter, tepatnya sebuah helikopter putih. Kalian bisa melihat baling-balingnya berputar pada detik ke-43. (Saya tidak menampilkan screenshotnya karena lewat screenshot baling-baling itu tetap tidak bisa terlihat).

Helikopter itu awalnya terbang di atas air sehingga menciptakan kesan kalau objek itu keluar dari air. Padahal tidak demikian adanya.

Nah, apabila objek itu adalah sebuah helikopter putih. Helikopter siapakah itu?

Jika sebuah helikopter terbang di atas sebuah lokasi peristiwa bencana, maka hanya ada dua kemungkinan:

Pertama, helikopter itu adalah milik otoritas yang berwenang, seperti kepolisian, pemadam kebakaran atau militer. Dan ternyata
helikopter milik penjaga pantai Jepang (Japan Coast Guard) memang berwarna putih.

Jika terjadi bencana yang berhubungan dengan laut atau pantai, maka memang tim dari lembaga ini yang ditugaskan untuk memantau situasi bencana.



Selain milik Japan Coast Guard, kemungkinan kedua adalah: Helikopter tersebut milik stasiun televisi.

Pada rekaman di atas, kita bisa melihat tulisan NHK World yang sedikit tertutupi oleh tulisan AP (Associated Press). NHK (Nippon Hoso Kyokai) adalah nama stasiun televisi pemerintah di Jepang sehingga wajar kalau kita memikirkan kemungkinan bahwa helikopter itu adalah milik stasiun NHK.

Jika kita memeriksa helikopter milik NHK, maka kita akan menemukan kalau helikopter mereka ternyata juga berwarna putih.


Huruf ANH pada helikopter tersebut adalah singkatan dari All Nippon helicopter, sebuah perusahaan jasa penerbangan yang menyediakan helikopter bagi NHK.

Walaupun kita tidak bisa memastikan apakah helikopter itu milik Japan Coast Guard atau stasiun televisi NHK, saya kira misteri ini tetap telah terpecahkan. Karena itu, jika kalian menemukan pemberitaan mengenai UFO tsunami Jepang, kalian tahu kalau UFO tersebut sesungguhnya hanyalah sebuah helikopter.

Tetapi, namanya manusia, pasti selalu bisa menemukan kehebohan dibalik sebuah tragedi. saya tidak akan heran jika setelah kontroversi rekaman UFO ini berakhir, akan muncul sebuah rekaman mayat putri duyung yang diklaim terdampar akibat tsunami Jepang atau rekaman sepasang mata di langit yang disebut sebagai tanda kemarahan Tuhan terhadap rakyat Jepang.

Misteri jejak-jejak kaki setan Devon

20.34 Add Comment
Pada tanggal 5 Maret 2009, Jill Wade dari Devon, Inggris, dikejutkan dengan adanya jejak-jejak misterius di atas salju di kebun belakang rumahnya. Jejak-jejak ini mengingatkannya kepada sebuah misteri yang terjadi lebih dari 150 tahun yang lalu.


Jill yang telah berusia 76 tahun berkata:

"Aku melihat ke kebun belakang rumahku dan sangat terkejut. Aku benar-benar tidak bisa mempercayainya. Jejak-jejak kaki itu berbentuk kuku belah dan tidak ada jejak lain di atas salju."


Jejak di kebun belakang rumah Jill Wade
Penemuan Jill segera menarik perhatian Centre for Fortean Zoology (CFZ), sebuah organisasi Cryptozoology, yang segera mengirim tim untuk memeriksa jejak-jejak tersebut. Jika mereka berhasil memecahkan misteri ini, mungkin mereka juga akan memecahkan misteri serupa yang telah berusia lebih dari 150 tahun, yaitu misteri jejak-jejak kaki setan Devon.

Mari kita flashback 156 tahun ke belakang.

Pada tanggal 8 Februari 1855, salju tebal turun di Devon selatan selama seharian. Hujan salju itu baru berhenti kira-kira pada tengah malam dan saat itu para penduduk Devon sudah lelap dalam tidurnya. Namun, sesuatu sedang terjadi di luar.

Pagi harinya, para penduduk mulai bersiap untuk melakukan aktivitasnya.

Tiba-tiba mereka melihat ada sesuatu yang tidak biasa di atas permukaan salju.

Mereka menemukan jejak-jejak aneh!

Jejak-jejak itu memiliki pola seperti kuku belah. Saksi lain mendeskripsikan bentuknya seperti huruf U atau seperti tapal kuda. Ukuran panjangnya adalah 4 cm hingga 6,25 cm dan jarak antara jejak kaki sekitar 20 cm.

Tidak ada jejak lain di permukaan salju.

Hebatnya, jejak-jejak tersebut terlihat hingga 160 km jauhnya dari Exmouth hingga Topsham.

Apa yang lebih membingungkan adalah letak jejak-jejak tersebut.

Pada beberapa lokasi, jejak-jejak tersebut terlihat menghampiri pintu rumah penduduk, namun kembali menjauh.

Di tempat lain, jejak tersebut terlihat di atap rumah.

Lalu, ada juga jejak yang terlihat menghadap sebuah tembok setinggi 4 meter dan muncul di sisi lain dari tembok, seakan-akan mahkluk tersebut berjalan menembus tembok.

Di sungai Exe, jejak tersebut terlihat pada dua sisinya, entahkah makhluk itu menyeberangi sungai tersebut atau ada dua makhluk yang berjalan di kedua sisi sungai.

Makhluk
apakah yang telah menciptakan jejak-jejak tersebut?

Setelah pagi itu, berita mengenai fenomena jejak kaki misterius telah menyebar hingga ke luar Devon.

Harian Times of London mendeskripsikan jejak tersebut sebagai berikut:

"Jejak itu lebih mirip makhluk yang berjalan dengan dua kaki dibanding makhluk yang berjalan dengan empat kaki dengan jarak antara jejak sekitar 8 inci. Kesan yang bisa ditangkap dari jejak tersebut adalah mirip dengan sepatu keledai."


Jika yang bertanggung jawab atas jejak tersebut adalah seekor hewan, maka para penduduk tidak pernah tahu hewan yang bisa meninggalkan jejak seperti itu. Jadi, rumor pun beredar.

Devon disebut-sebut kedatangan makhluk misterius yang tidak dikenal!

Karena faktor ini, beberapa pemuka agama menduga kalau jejak kaki tersebut ditinggalkan oleh setan yang sedang berkeliaran mencari para pendosa. Ide ini tentu saja ditolak oleh banyak orang. Namun dugaan ini memberikan nama untuk fenomena ini, yaitu Jejak-jejak kaki setan Devon.

Ketika mendengar istilah jejak-jejak kaki setan, jangan membayangkan kalau jejak-jejak tersebut berukuran raksasa. Ukuran panjangnya hanya 4-6 cm sehingga cukup masuk akal jika kita beranggapan jejak ini diciptakan oleh hewan.

Dan itulah yang segera dilakukan oleh beberapa orang yang menolak teori jejak setan. Mereka bergegas memberikan dugaan yang lebih rasional.

Misalnya Pendeta G.M Musgrave yang kemudian segera mengirim surat kepada harian Illustrated London news untuk memberitahukan mengenai adanya dua ekor kanguru yang terlepas dari kebun binatang pribadi milik Mr. Fische di Sidmouth.

Tetapi kalau memang ada kanguru yang terlepas, mengapa dua hewan ini tidak terlihat oleh penduduk desa?

Bahkan tidak ada kepastian lebih lanjut apakah benar-benar ada kanguru yang terlepas atau tidak sehingga berita itu kemudian hanya dianggap sebagai rumor.

Sir Richard Owen, seorang ahli biologi kenamaan, percaya kalau jejak itu ditinggalkan oleh seekor Badger (Hewan sejenis Musang) yang berkeliaran di desa untuk mencari makan. Menurutnya, jejak yang aneh itu tercipta karena kebiasaan hewan itu menaruh kaki belakangnya ke jejak yang dibuat oleh kaki depan.

Badger - Hewan sejenis Luwak
Namun, Sir Owen tidak pernah secara langsung mengobservasi jejak tersebut dan mendasarkan teorinya hanya pada deskripsi para saksi. Dan memang, teorinya tidak terbukti.

Selain Badger, ada yang menyebutkan racoon, keledai, tikus, berang-berang ataupun hewan lainnya. Sayangnya, tidak ada satupun diantara hewan tersebut memiliki jejak kaki yang serupa dengan jejak kaki Devon.

Sebagian lain percaya kalau jejak-jejak kaki tersebut dibuat oleh seorang iseng yang mungkin ingin menciptakan kehebohan. Namun teori ini memiliki kelemahan. Jika memang jejak itu dibuat oleh orang yang iseng, mengapa tidak terlihat adanya jejak lainnya di atas salju? Bagaimana bisa jejak tersebut terlihat hingga 160 km? Dan jika memang orang itu hendak menciptakan kehebohan, mengapa ia tidak menciptakan jejak kaki yang lebih besar dan lebih mengerikan seperti jejak harimau?

Jadi, misteri ini tetap tidak terpecahkan. Usaha untuk memberikan penjelasan rasional atas peristiwa ini berlangsung hingga abad 20 ketika sejumlah penulis modern mencoba untuk menawarkan alternatif penjelasan.

Misalnya, pada tahun 1985, terbit sebuah buku berjudul "The Devil's Footprints: The Great Devon Mystery as it was reported in the newspapaer of 1855" yang ditulis oleh Geoffrey Household.

Dalam bukunya, ia mengajukan teori kalau jejak-jejak aneh tersebut mungkin telah diciptakan oleh sebuah balon eksperimen. Ia mengaku mendapatkan informasi kalau sebuah balon telah terlepas tanpa sengaja dari galangan kapal Devonport. Balon itu terikat dengan sebuah tali yang menggantung dengan besi di ujungnya. Besi inilah yang dianggapnya telah membuat jejak-jejak misterius tersebut.

Sumber Household adalah seorang pria lokal bernama Major Carter yang mengetahui hal ini dari kakeknya yang bekerja di galangan kapal itu. Menurutnya, pada waktu itu, informasi ini dirahasiakan karena balon itu juga merusak beberapa rumah kaca dan jendela rumah penduduk sebelum akhirnya jatuh di Honiton.

Tetapi, pertanyaannya adalah, bagaimana mungkin sebuah balon bisa menciptakan jejak yang konsisten dengan jarak 8 inci (20 cm)? atau jejak yang sampai ke pintu rumah penduduk dan kembali? Apakah balon itu memiliki kecerdasan artifisial yang membuatnya bisa berpikir?

Penulis lain, Mike Dash, yang menulis sebuah artikel mengenai jejak setan Devon di Fortean Studies, percaya kalau jejak tersebut ditinggalkan oleh hewan pengerat yang melompat seperti tikus hutan. Tidak heran kalau jejak-jejak ini juga bisa ditemui di atap rumah. Menurutnya, jejak yang ditinggalkan oleh lompatan tikus sangat mirip dengan jejak hewan berkuku belah karena pergerakan otot kakinya ketika melompat.

Teori ini bukan sesuatu yang baru karena memang sudah sering disinggung sebelumnya. Namun, sekali lagi, tidak ada hewan pengerat yang diketahui memiliki jejak seperti itu.

Penulis lain, seperti Joe Nickell yang skeptis, lebih percaya kalau kisah ini hanyalah sebuah hoax. menurutnya, bagaimana mungkin jejak itu bisa mencapai 160 km? Apakah ada penduduk yang mengikuti jejak tersebut hingga 160 km pada hari itu?

Cukup masuk akal. Namun, dokumentasi mengenai peristiwa ini cukup lengkap sehingga jika kisah ini sebuah hoax, maka pastilah hoax tersebut diciptakan oleh media yang terbit pada tahun itu. Tetapi pandangan ini pun tidak didasarkan atas bukti yang kuat.

Pandangan lain yang mirip dengan Joe adalah: jejak ini tercipta akibat histeria massa. Mungkin para penduduk telah melihat jejak-jejak hewan yang beragam dan menganggapnya sebagai jejak yang sama. Joe juga beranggapan seperti itu. menurutnya, deskripsi saksi yang berbeda-beda membuat kemungkinan ini menjadi lebih kuat.

Tentu saja teori ini adalah jalan keluar yang paling gampang. Namun, bagi peneliti lain, misteri ini menarik karena mungkin ada makhluk cryptid yang hidup di Devon. Selain itu, walaupun kasus Devon adalah yang paling terkenal, misteri sejenis ini ternyata juga pernah disinggung dalam beberapa catatan sejarah lainnya.

Salah satu penulis yang pernah menyinggungnya adalah Ralph of Coggeshall, seorang penulis yang hidup pada abad ke-13. Dalam tulisannya, Ralph menceritakan mengenai sebuah peristiwa yang terjadi pada tanggal 19 Juli 1205 dimana jejak-jejak kaki misterius muncul setelah terjadi badai.

Lalu, Kapten Sir James Clark Ross, komandan kapal yang pernah menjelajah kutub selatan. Ia juga menceritakan peristiwa yang serupa. Pada Mei 1840, kapal mereka mendarat di pulau Kerguelen dan menemukan adanya jejak-jejak misterius di salju tanpa melihat adanya hewan yang bertanggungjawab atas jejak-jejak tersebut.

Dalam bukunya yang berjudul "Voyage of Discovery and Research in the Southern and Antarctic Regions", Kapten Ross menulis:

"Kami tidak melihat satu pun hewan darat. Dan kami menemukan jejak yang mirip dengan jejak keledai yang ditemukan oleh tim yang dipimpin oleh Letnan Bird. Jejak itu dideskripsikan oleh Dr. Robertson sebagai jejak yang berukuran lebar 3 inci dengan kedalaman sekitar 2,5 inci. Jejak itu juga memiliki tekanan di masing-masing sisi dan bentuknya terlihat seperti tapal kuda."

"Sangat tidak mungkin kalau hewan itu berasal dari kapal yang terdampar. Mereka mengikuti jejak itu selama beberapa jauh dengan harapan melihat hewan yang menciptakannya, namun tidak menemukan apa-apa hingga sampai ke daratan berbatu yang tidak bersalju."


Mungkin peristiwa-peristiwa yang disinggung Coggeshall dan Kapten Ross tidak ada hubungannya dengan peristiwa Devon. Namun jika sebuah fenomena misterius terjadi beberapa kali, maka ada sesuatu yang perlu diselidiki. Karena itu, ketika Jill Wade menemukan jejak-jejak misterius di kebun belakang rumahnya, antusiasme segera menjalar diantara para cryptozoologyst. Kali ini, mereka memiliki tempat kejadian perkara dengan jejak yang masih terlihat, mereka memiliki foto jejak tersebut dan mereka bisa memikirkan ulang misteri ini dengan mengacu kepada ilmu pengetahuan modern sambil berharap memecahkannya.

Jejak yang ditemukan Jill memiliki panjang 13 cm dan jarak antara jejak sekitar 28 sampai 43 cm. Ukuran ini tidak sesuai dengan jejak hewan yang dikenal saat ini. Tetapi Jonathan Downes dari CFZ optimis kalau misteri ini akan terpecahkan. Ia dan timnya sedang meneliti kemungkinan kalau jejak itu diciptakan oleh seekor kelinci yang cacat.

Ia juga berharap kalau misteri yang terjadi 156 tahun lalu ikut terpecahkan.

Mengenai Jejak di kebun belakang Jill, Downes berkata:

"Apakah aku percaya kalau setan telah datang dari lubang neraka dan berkeliaran di sebuah kebun di utara Devon? Tentu saja tidak.


"Jika kamu bertanya apakah ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan modern, maka jawabannya adalah ya. Namun pengetahuan manusia selalu berkembang dan aku percaya kalau sesuatu yang saat ini dikategorikan sebagai fenomena paranormal, suatu hari nanti akan dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan."


Apakah jejak kaki di kebun belakang rumah Jill memiliki hubungan dengan jejak kaki setan Devon tidak diketahui dengan jelas. Namun kita berharap penelitian CFZ akan membawa sedikit titik terang, paling tidak alternatif kemungkinan yang baru.

Mengenai penemuan jejak-jejak kaki misterius di atas salju ini, Rupert T. Gould pernah memberikan sebuah pertanyaan yang menarik:

"Aku berpikir, jika mereka menemukan makhluk itu, apakah yang akan mereka lihat?"


Seorang profesor mengklaim menemukan petunjuk lokasi harta karun suku Maya seberat 8 ton pada Dresden Codex

20.05 Add Comment
Kita selalu takjub dengan petualangan memburu harta karun seperti yang digambarkan dalam film Indiana Jones atau National Treasure. Tetapi bagi Joachim Rittsteig, petualangan yang sesungguhnya baru akan dimulai karena ia mengklaim telah berhasil menemukan sebuah petunjuk yang mengarah kepada lokasi harta karun suku Maya. Ia menemukan petunjuk itu di dalam Dresden Codex yang telah berusia ratusan tahun.

Perlu dicatat kalau Joachim bukanlah seorang pengkhayal yang terlalu banyak menonton film petualangan. Ia adalah seorang profesor Emeritus di universitas Dresden yang telah mempelajari kebudayaan suku Maya selama 40 tahun. Ia juga ahli bahasa suku Maya dan salah satu objek penelitiannya adalah Dresden Codex yang berisi catatan-catatan mengenai kebudayaan suku Maya.

Joachim percaya kalau pada Codex itu tersembunyi harta karun berupa emas murni seberat 8 ton. Bukan itu saja, Joachim mengklaim mengetahui lokasi persembunyian harta tersebut, yaitu di dasar danau Izabal.

Dresden Codex atau Codex Dresdensis sendiri adalah satu dari empat dokumen utama yang masih tersisa dari kebudayaan Maya. Dokumen ini pertama kali ditulis oleh para pendeta suku Maya pada tahun 1250 Masehi. Dokumen ini memiliki 74 halaman dengan 74 hieroglyps yang berbeda. Jika direntangkan, panjangnya mencapai 3,56 meter. Para ahli percaya kalau dokumen ini adalah dokumen tertua yang pernah ditulis di benua Amerika.

Dresden codex ditulis diatas kertas yang terbuat dari batang pohon ara dan ditulis oleh delapan penulis yang memiliki gaya tulisan yang berbeda-beda. Masing-masing dari mereka juga membahas subjek yang berbeda pula.

Ada bahasan mengenai astronomi yang memuat tabel Venus dan Bulan dengan akurasi yang luar biasa. Tabel bulan itu memiliki interval yang berkolerasi dengan gerhana. Sedangkan tabel Venus berkorelasi dengan pergerakan planet itu di angkasa.

Di dalamnya juga ada almanak, tabel astrologi, informasi mengenai musim-musim, banjir, penyakit, pengobatan, referensi keagamaan dan saran mengenai waktu bercocok tanam.

Selain itu, codex ini jugalah yang dianggap banyak orang telah memprediksikan kehancuran bumi pada tahun 2012 karena pada bagian akhirnya diceritakan mengenai bumi yang tenggelam oleh air yang keluar dari mulut naga.

Pertama kali Codex ini dikenal masyarakat luas adalah pada tahun 1739 ketika Johann Christian Gotze, direktur Royal Library di Dresden, membelinya dari kolektor pribadi di Wina, Austria. Bagaimana awalnya Codex itu bisa berada di Wina tidak diketahui dengan pasti. Namun ada spekulasi yang menyebutkan kalau Codex itu mungkin telah dihadiahkan oleh Hernando Cortes kepada Charles I, Raja Spanyol pada waktu itu.

Seperti yang kita ketahui, Hernando Cortes adalah penakluk Spanyol yang berhasil menguasai sebagian besar wilayah Mexico pada awal abad ke-16, termasuk kerajaan Aztec yang berhasil dilumpuhkannya pada tahun 1521.

Setelah diperoleh oleh Gotze, pada tahun 1744, Codex itu diberikan kepada Royal Library di Dresden yang kemudian memamerkannya untuk pertama kali pada tahun 1848.

Pada perang dunia II, codex itu mengalami kerusakan serius akibat pengeboman. Dua belas halamannya rusak dan bagian-bagian lainnya hancur. Namun, usaha restorasi yang terus menerus berhasil memulihkannya sehingga bisa dipelajari hingga kini.

Siapa sangka, dokumen yang awalnya hanya dianggap bernilai sejarah ini ternyata mengandung petunjuk mengenai harta karun yang sangat berharga.

"Codex Dresden memiliki petunjuk yang mengarah kepada delapan ton emas murni." Kata Joachim Rittsteig.

Dengan disponsori oleh surat kabar Bild dari Jerman, Ia telah menyiapkan sebuah ekspedisi menuju danau Izabal, tempat yang dipercayainya menyimpan harta karun tersebut.

Joachim Rittsteig
Menurut Rittsteig, halaman 52 pada codex tersebut menyebutkan mengenai sebuah kota suku Maya yang bernama Atlan yang hancur oleh gempa bumi pada tanggal 30 Oktober tahun 666 sebelum Masehi. Di kota ini, mereka menyimpan 2.156 batangan emas yang dipermukaannya terukir hukum-hukum suku Maya.

Ketika kota itu hancur oleh gempa, emas-emas itu ikut tenggelam ke dalam danau Izabal yang berada di timur Guetamala.

Citra Satelit danau Izabal
Rittsteig mengklaim telah berhasil menemukan reruntuhan kota Atlan dengan citra radar yang diambil di daerah tersebut.

Ia memperkirakan kalau seluruh batangan emas itu bernilai sekitar 290 juta dolar Amerika. Ini jumlah yang sangat besar, bahkan untuk ukuran saat ini. Jika harta ini ditemukan, dipastikan kalau nilai sejarahnya akan jauh lebih berharga dibanding nilai materinya.

Selain masalah harta, ada satu hal lagi yang menarik dari perkataan Rittsteig. Kalian mungkin memperhatikan kalau nama kota suku Maya yang hancur oleh gempa bumi tersebut adalah Atlan.

Teringat dengan sesuatu?

Ya, Atlantis yang juga hancur oleh gempa bumi sekitar tahun 10.000 sebelum Masehi. Tentu saja yang membedakan kedua kota itu adalah rentang waktu kehancuran yang sangat jauh, hampir 9.000 tahun.

Jika kita tidak bisa menemukan Atlantis yang misterius itu, mungkin kita masih bisa menemukan kota Atlan yang penuh dengan batangan emas. Dan saya kira itu pun akan menjadi sesuatu yang sangat menarik.

Jadi, kita menunggu kabar darimu Prof. Rittsteig!

Notes: Pada Media Jerman, nama belakang Joachim ditulis "Rittstieg", bukan "Rittsteig"

Baca juga mengenai Atlantis, penyebab kehancuran peradaban Maya dan Harta Karun danau Guatavita.

(foxnews.com, wikipedia)


Sepasang suami istri dari Inggris menemukan wajah ET di potongan batang pohon

20.42 Add Comment
Ketika para ilmuwan mencari Makhluk Extra Terestrial (ET), mereka akan mencari di luar angkasa yang luas. Tidak ada yang menyangka kalau makhluk itu bisa ditemukan di dalam sebuah pohon di bumi. Well...kurang lebih seperti itu.


Inilah yang ditemukan oleh Pete Burford, seorang pria Inggris dari Eldersfield, Gloucestershire, ketika ia sedang memotong pohon Poplar untuk kayu bakar. Ketika pohon itu tumbang, ia terkejut karena melihat citra yang ada pada potongan pohon tersebut.

Citra tersebut membentuk wajah ET yang terlihat begitu jelas.


"Mungkin hal ini hanyalah salah satu hal yang biasa. Namun wajah itu sangat mirip dengan ET. Aku benar-benar tidak bisa mempercayainya." Kata Pete.

Ketika melihat wajah itu, kita akan segera teringat dengan alien lucu dalam film Steven Spielberg berjudul ET yang beredar pada tahun 1980an.


Namun, bukan cuma itu. Ada hal lain yang menarik dari penemuan ini.

Istri Pete, Sylvia Burford, percaya kalau penemuan ini bukan sebuah kebetulan dan ia sangat takjub karenanya. Ini karena ia pernah mendapat pengalaman berjumpa dengan UFO.

Ia mengalaminya 40 tahun yang lalu.

"Saat itu aku melihat sesuatu yang berbentuk piringan dengan cahaya terang di bawahnya." Kenang Sylvia.

Jadi, ketika melihat wajah itu, ia kembali teringat dengan pengalaman itu.

Sylvia percaya kalau penemuan ini adalah sebuah tanda kalau makhluk luar angkasa sedang berusaha melakukan kontak dengannya.

Hmm, kita tunggu saja.

(swns.com)

The Beast of Gevaudan - Monster pembunuh dari Gevaudan

19.35 Add Comment
Peristiwanya terjadi di Gevaudan, Perancis, pada pertengahan tahun 1700an. Lebih dari 100 penduduk tewas akibat serangan makhluk misterius yang disebut The Beast of Gevaudan. Horor yang menimpa para penduduknya itu masih menjadi misteri yang tidak terpecahkan hingga kini.


Tidak ada yang bisa memastikan jumlah pasti korban serangan makhluk Gevaudan. Namun Dr. Beaufort yang pernah meneliti kasus ini menemukan paling tidak ada 210 serangan yang dihubungkan dengan makhluk ini. Dari antara 210 serangan itu terdapat 49 korban luka. Sedangkan korban tewas mencapai 113 orang. 98 diantaranya tewas dengan kondisi tubuh termutilasi akibat disantap.

Semuanya bermula pada tanggal 1 Juni 1764.

Saat itu, seorang anak perempuan yang baru berusia 14 tahun keluar untuk menggembalakan ternaknya ke sebuah padang rumput dekat Gevaudan di Perancis Selatan. Ia tidak menduga kalau apa yang menimpanya akan menjadi awal dari sebuah misteri yang berlangsung hingga ratusan tahun kemudian.

Ketika sedang memperhatikan ternak-ternaknya, ia melihat ke arah semak-semak yang ada di dekat situ. Gerakan pada semak itu cukup membangkitkan rasa ingin tahunya.

Ia tidak perlu menunggu lama.

Sesaat kemudian, seekor hewan besar seperti anjing keluar dari semak-semak itu dan segera berlari ke arahnya. Walaupun hewan ini memiliki rupa seperti anjing, tubuhnya sangat besar, bahkan hampir menyamai besar seekor kerbau.

Ketika hewan ini hendak menerkamnya, anak perempuan itu menggunakan tongkatnya untuk memukulnya. Namun tenaganya tidak bisa dibandingkan dengan monster bertubuh besar itu. Untungnya, saat itu ia membawa beberapa ekor anjing untuk keperluan perlindungan. Anjing-anjing ini bereaksi ketika melihat makhluk itu dan segera menyerangnya.

Makhluk itu masih berusaha mendekati anak perempuan itu sebelum akhirnya mundur dan menghilang di kejauhan.

Patung yang didirikan di Gevaudan untuk memperingati
peristiwa
penyerangan pertama

Tidak ada yang pernah melihat makhluk ini sebelumnya. Namun setelah peristiwa di padang rumput itu, ia mulai sering muncul dan menebar teror yang memakan korban jiwa lebih dari 100 orang.

Pada tanggal 30 Juni tahun yang sama, monster itu meminta korban pertamanya. Jeanne Boulet yang juga berusia 14 tahun ditemukan tewas dekat desa Les Hubacs, tidak jauh dari Gevaudan. Anak perempuan malang ini ditemukan dengan dada yang robek dan jantung yang berceceran.

Harian Paris Gazzete yang terbit pada bulan Juni 1764 memuat deskripsi saksi mata yang sempat melihat makhluk itu:

"Makhluk itu lebih tinggi dari serigala pada umumnya. Telapak kakinya dilengkapi dengan kuku. Warna bulunya kemerahan, kepalanya besar sedangkan mulutnya yang dipenuhi gigi-gigi tajam sangat mirip dengan anjing Greyhound. Telinganya kecil dan lurus, dadanya lebar berwarna abu-abu sedangkan punggungnya memiliki alur berwarna hitam."

Makhluk itu juga disebut mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Deskripsi ini tidak sesuai dengan hewan apapun yang dikenal pada saat itu.

Dalam banyak kesempatan, makhluk itu muncul dan menyerang para penduduk. Pada bulan September 1764, korban tewas akibat serangannya telah mencapai satu korban setiap minggu. Setiap korban tewas dengan kondisi mayat yang mengenaskan, umumnya dengan leher robek dan tubuh termutilasi. Pada banyak korban, terlihat jelas tanda bekas disantap.

Pada bulan Oktober, kematian terus berlanjut dengan ditemukannya mayat-mayat yang kebanyakan wanita dan anak-anak di berbagai tempat di desa.

Pada saat itu, berita mengenai makhluk ini telah menyebar luas ke seluruh Perancis. Penduduk desa di sekitar Gevaudan mengalami ketakutan yang luar biasa. Pintu-pintu rumah dikunci dan para penduduk mengurangi aktivitas di luar rumah. Mereka yang terpaksa keluar rumah akan membawa teman dan senjata untuk melindungi diri.

Sebenarnya ada alasan lain mengapa para penduduk desa dicekam ketakutan, yaitu beredarnya rumor yang menyebutkan kalau makhluk buas itu sebenarnya adalah seekor Loup Garou atau Manusia Serigala (Werewolf). Rumor ini berkembang karena dalam beberapa kesempatan makhluk itu terlihat tidak terpengaruh oleh tembakan peluru yang dilepaskan. Salah seorang petani bahkan berhasil menusuknya dengan pisau. Tetapi makhluk itu tidak terluka sama sekali.

Kenyataan ini membuat para penduduk percaya kalau mereka sedang berurusan dengan makhluk supranatural.

Pada Januari 1765, terjadi sebuah peristiwa yang akhirnya membuat raja Perancis ikut turun tangan.

Saat itu, Jacques Portefaix dan enam orang temannya berjumpa dengan makhluk itu. Namun dengan tetap berkelompok, mereka berhasil melawan dan menghalaunya. Perlawanan yang dilakukan oleh Jacques dan teman-temannya segera menarik perhatian raja Louis XV yang kemudian menghadiahi Jacques dengan 300 livre dan 300 livre lainnya untuk teman-temannya.

Bukan itu saja, raja juga memutuskan untuk mengirim pemburu serigala profesional bernama Jean Charles Marc Antoine Vaumesle d'Enneval dan putranya Jean Francois untuk mencari dan membunuh monster itu.

Selain dua orang itu, paling tidak ada sekitar dua ribu orang lainnya yang turut memburu makhluk ini.

Pada tanggal 17 Februari 1765, d'Enneval dan Francois tiba di Clermont Ferrand. Mereka membawa delapan ekor anjing pemburu yang telah berpengalaman. Namun kedua pemburu ini malah menghabiskan waktu selama berbulan-bulan untuk memburu dan menembak mati serigala-serigala karena mereka percaya kalau hewan-hewan inilah yang telah bertanggung jawab atas serangan-serangan berdarah tersebut.

Akibatnya, korban jiwa terus berjatuhan.

Pada bulan Juni 1765, kesabaran raja mulai habis. Ia mengganti dua pemburu tersebut dengan Francois Antoine yang sebelumnya bertugas sebagai pembawa senjata raja.

Pada tanggal 21 September 1765, Antoine berhasil membunuh seekor serigala besar yang memiliki tinggi 80 cm dengan panjang hingga 1,7 meter. Serigala ini dijuluki Le Loup de Chazes.

Ilustrasi: Serigala yang ditangkap oleh Antoine

Mengenai hewan ini, Antoine berkata:

"Kami belum pernah melihat serigala dengan ukuran tubuh sebesar ini. Karena itu kami menyimpulkan kalau makhluk ini adalah makhluk yang telah melakukan serangan-serangan terhadap penduduk desa."

Bangkai serigala itu dibawa ke Versailles. Antoine dielu-elukan sebagai pahlawan dan menerima banyak uang sebagai hadiah.

Namun serangan berdarah ternyata belum berakhir. Ini mengindikasikan kalau Antoine telah membunuh monster yang salah!

Pada tanggal 2 Desember 1765, makhluk itu terlihat di La Besseyre Saint Mary dan menyerang dua orang anak.

Pada bulan-bulan berikutnya korban terus berjatuhan.

Pada tahun 1767 serangan-serangan tersebut tiba-tiba saja berhenti dan banyak yang percaya kalau Beast of Gevaudan telah mati.

Sayangnya kisah ini berakhir dengan abu-abu.

Para sejarawan memiliki banyak teori yang berbeda mengenai berakhirnya serangan itu. Namun legenda yang paling populer menyebutkan kalau monster itu dibunuh oleh seorang penduduk lokal bernama Jean Chastel pada tanggal 19 Juni 1767.

Menurut cerita, suatu hari, Chastel yang saat itu ikut memburu makhluk itu bersama rekan-rekannya lainnya, duduk di sebuah tempat dan memutuskan untuk berdoa kepada Tuhan mengenai seluruh masalah ini. Setelah itu ia mengeluarkan Alkitabnya dan mulai membaca. Baru saja ia membaca beberapa paragraf, tiba-tiba Beast of Gevaudan muncul di hadapannya.

Chastel segera membidikkan senapannya dan membunuh makhluk itu.

Legenda Chastel kemudian diambil oleh banyak penulis dan dimodifikasi sehingga lebih berbau dongeng ketimbang fakta. Misalnya, salah seorang penulis menceritakan kalau Beast of Gevaudan sesungguhnya adalah benar-benar seekor werewolf dan Chastel sendiri adalah ayahnya. Karena itulah ia berhasil membunuhnya dan mengubur bangkainya di suatu tempat.

Penulis lain menyebutkan kalau Chastel bisa membunuhnya karena menggunakan peluru perak.

Jadi
kita mendapatkan sebuah kisah yang bercampur aduk antara fakta dengan imajinasi.

Lalu pertanyaannya adalah, makhluk apakah Beast of Gevaudan itu sebenarnya?

Mengenai identitasnya, ada berbagai pendapat yang dikemukakan. Teori yang paling populer adalah teori werewolf atau manusia serigala. Seperti yang sudah saya singgung di atas, anggapan ini muncul karena kemampuannya yang kebal peluru atau tusukan. Selain itu, ukuran tubuhnya yang luar biasa tidak cocok dengan karakteristik hewan manapun.

Tetapi teori ini tidak memiliki bukti yang memadai untuk mengkonfirmasinya.

Richard H.Thompson, penulis buku "Wolf hunting in France in the reign of Louis XV: The beast of Gevaudan", percaya kalau makhluk itu sesungguhnya adalah sejenis serigala besar.

Walaupun serigala liar cenderung menghindari manusia, namun beberapa ahli beranggapan kalau serigala pada abad-abad lampau lebih agresif. Serigala yang cenderung pemalu pada masa modern ini sesungguhnya adalah hasil dari seleksi alam.

Pandangan ini juga didasarkan pada fakta kalau korban tewas akibat serangan serigala pada masa modern ini pada umumnya adalah anak-anak. Jika ada orang dewasa yang menjadi korban, maka umumnya adalah wanita.

Tetapi teori ini gagal menjelaskan karakteristik dan rupa makhluk ini yang sama sekali tidak terlihat seperti serigala.

Teori lain menyebutkan kalau makhluk itu adalah hasil perkawinan silang antara seekor anjing dengan serigala liar. Ini ditunjukkan dengan ukuran tubuh dan warna bulunya yang tidak biasa. Spekulasi ini didukung oleh naturalis bernama Michel Louis yang menulis buku berjudul "The Beast of Gevaudan: The Innocence of Wolves".

Menurut Louis, sebagian penduduk desa mengaku pernah melihat Jean Chastel bersama seekor anjing mastiff besar berwarna merah. Ia percaya kalau anjing itu adalah Beast of Gevaudan yang sesungguhnya. Louis juga percaya kalau kemampuan anjing itu untuk menahan peluru mungkin karena ia dikenakan pakaian dari kulit babi hutan yang juga menjelaskan warna bulunya yang aneh.

Dengan kata lain, Louis percaya kalau makhluk itu adalah peliharaan Chastel sendiri.

Selain teori-teori itu, beberapa Cryptozoologyst percaya kalau makhluk itu mungkin adalah keturunan sejenis hewan purba Mesonychid yang dengan suatu cara berhasil bertahan hidup di masa modern ini.

Tetapi, sama seperti teori lainnya, tidak ada argumen pendukung yang cukup kuat untuk meneguhkan teori ini.

Teori lain muncul pada Oktober 2009 ketika History Channel menayangkan sebuah film dokumenter yang berjudul The Real Wolfman. Pada tayangan itu, Beast of Gevaudan disebut sebagai Hyena Asia yang sudah punah di Eropa. Namun, tidak semua sependapat dengan pandangan ini karena Hyena hanya memiliki 34 gigi. Sedangkan berdasarkan hasil otopsi mayat korban, Beast of Gevaudan memiliki 42 gigi.

Jadi, tidak ada kesimpulan yang pasti dan kita masih menebak-nebak identitas monster itu. Namun, yang pasti, tidak ada yang bisa membantah kalau pada tahun 1764 di Perancis, lebih dari 100 orang tewas mengenaskan akibat serangan binatang buas yang misterius.

Baca juga mengenai Werewolf dan Shunka Warakin.

(wikipedia, hubpages.com, associatedcontent.com)